Review Jalan Malioboro Jogja
Jalan Malioboro merupakan jalan yang populer. Terkenal di seantero nusantara bahkan juga di mancanegara. Postingan kai ini akan mereview Jalan Malioboro. Adapun poin-poin yang direview yaitu: kenyamanan, kebersihan dan keamanan.
Sebagai salah satu ikon wisata belanaj kenyamanan perlu diperhatikan. Malioboro terkenal dengan wisata belanjanya. Di sepanjang trotoar kurang lebih 1 km berjajar pedagang kaki lima yang didominasi produk suvenir dan kaos.
Cukup memberi kesan unik. Walaupun saat hari libur, di trotoar malioboro pasti berdesak-desakan. Jika suka keramaian pasti nyaman dengan kondisi ini. Jika tidak suka dengan suasana desak-desakan pasti tidak nyaman.
Yang perlu diperhatikan adalah di jalur lambatnya. Banyak sepeda motor yang nyelonong di jalur lamabat. In itentunya membahayakan bagi pejalan kaki maupun kendaraan radisional.
Salah satu faktop yang tidak membuat nyaman adalah banyak pengemis dan pengamen anak jalanan. Ini membuat tidak nyaman karena ada yang meminta dengan memaksa.
Faktor berikutnya adalah kebersihan. Secara pandangan visaul sih Maliobora lumayan bersih. Namun sayangnya di beberapa titik masih sering tercium bau pesing. Sungguh memalukan bukan?
Bahkan diseputaran tugu, pemilik toko yang akhirnya bekorban dengan menyiramkan carbol untuk menghilangkan bau pesing ini. Memang tidak dipungkiri banyak orang-orangluar daerah yang kurang menghargai Jogja. Dan ini PR yang tidak mudah bagi dinas yang terkait.
Faktor berikutnya adalah faktor keamanan. Kasus pencopetan sering terjadi di kawan Malioboro. Rasanya perlu ditambah pos-pos keamanan polisi pariwisata.
Karena di sepanjang Malioboro sulit ditemui Pos Keamana Polisi Pariwisata. Dengan adanya pos kemanan minimal memberi rasa aman bagi pengunjung. Dan membuat copet berpikir dua kali untuk melakukan aksinya di kawasan ini.
Oh ya, satu lagi mengenai strategi marketing yang sedikit menipu yaitu Pameran Batik atau Batik Art Exhibition. Yang sering jadi korban adalah bule. Harga batik yang dijual sangat tinggi. Jika membaca forum di luar negeri banyak bule yang mersaa tertipu.
Semoga postingan ini bermanfaat. Sampai jumpa di review selanjutnya.
Sebagai salah satu ikon wisata belanaj kenyamanan perlu diperhatikan. Malioboro terkenal dengan wisata belanjanya. Di sepanjang trotoar kurang lebih 1 km berjajar pedagang kaki lima yang didominasi produk suvenir dan kaos.
Cukup memberi kesan unik. Walaupun saat hari libur, di trotoar malioboro pasti berdesak-desakan. Jika suka keramaian pasti nyaman dengan kondisi ini. Jika tidak suka dengan suasana desak-desakan pasti tidak nyaman.
Yang perlu diperhatikan adalah di jalur lambatnya. Banyak sepeda motor yang nyelonong di jalur lamabat. In itentunya membahayakan bagi pejalan kaki maupun kendaraan radisional.
Salah satu faktop yang tidak membuat nyaman adalah banyak pengemis dan pengamen anak jalanan. Ini membuat tidak nyaman karena ada yang meminta dengan memaksa.
Faktor berikutnya adalah kebersihan. Secara pandangan visaul sih Maliobora lumayan bersih. Namun sayangnya di beberapa titik masih sering tercium bau pesing. Sungguh memalukan bukan?
Bahkan diseputaran tugu, pemilik toko yang akhirnya bekorban dengan menyiramkan carbol untuk menghilangkan bau pesing ini. Memang tidak dipungkiri banyak orang-orangluar daerah yang kurang menghargai Jogja. Dan ini PR yang tidak mudah bagi dinas yang terkait.
Faktor berikutnya adalah faktor keamanan. Kasus pencopetan sering terjadi di kawan Malioboro. Rasanya perlu ditambah pos-pos keamanan polisi pariwisata.
Karena di sepanjang Malioboro sulit ditemui Pos Keamana Polisi Pariwisata. Dengan adanya pos kemanan minimal memberi rasa aman bagi pengunjung. Dan membuat copet berpikir dua kali untuk melakukan aksinya di kawasan ini.
Oh ya, satu lagi mengenai strategi marketing yang sedikit menipu yaitu Pameran Batik atau Batik Art Exhibition. Yang sering jadi korban adalah bule. Harga batik yang dijual sangat tinggi. Jika membaca forum di luar negeri banyak bule yang mersaa tertipu.
Semoga postingan ini bermanfaat. Sampai jumpa di review selanjutnya.
Comments
Post a Comment